Jumat, 31 Oktober 2014

Dahsyatnya Istighfar

Diceritakan oleh Imam Al-Quthubi dari Ar-Rabi’ bin Shabih, empat orang pernah datang kepada Hasan Bashri mengadukan masalah yang berbeda-beda.

Orang pertama mengadukan tanahnya yang tandus dan gersang, orang kedua mengadukan rizkinya yang sempit, orang ketiga mengadukan telah lama tidak memiliki anak, dan orang keempat mengadukan tanamannya yang tidak berbuah.

Kepada keempat orang itu, Hasan Bashri hanya berkata singkat,Beristigfarlah! Ibnu Shabih merasa heran. Bertanyalah ia kepada Hasan Bashri, “Wahai Hasan, empat orang mengadukan permasalahan berbeda, kenapa engkau menyuruh semuanya beristigfar?”

Hasan Bashri menjawab, “Apa yang aku katakan kepada mereka bukanlah dariku, tapi dari Allah SWT dalam QS Nuh [71]: 10-12.”

Dalam surah tersebut disebutkan, ’’Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”

Istighfar, memohon ampunan kepada Allah dengan mengucapkan kalimatastaghrifullaah, adalah amalan agung yang menjadi kebiasaan para nabi, ulama, dan orang-orang saleh.

Ketika Nabi Ibrahim mengajak ayahnya meninggalkan penyembahan berhala, beliau berkata, “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu. Aku akan memintakan ampun (beristighfar) bagimu kepada Tuhanku, sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.” (QS Maryam [19]: 47).

Rasulullah SAW juga selalu membiasakan istighfar. Dalam satu majelis, beliau bisa beristighfar 70 sampai 100 kali. “Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar dan taubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR Bukhari).

Selain mendapatkan ampunan Allah, istighfar mempunyai banyak manfaat. Pertama, orang yang memperbanyak istighfar terutama di waktu pagi sebelum Subuh, mendapatkan sanjungan Allah dan disediakan baginya surga dengan segala kenikmatannya. (QS Ali Imran [3]: 15-17).

Kedua, istighfar adalah pintu untuk membuka kenikmatan-kenikmatan baik yang disediakan oleh Allah. “Dan hendaklah kamu meminta ampun (beristighfar) kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (QS Hud [11]: 3).

Ketiga, istighfar bisa menghindarkan kita dari bencana. “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (beristigfar).” (QS Al-Anfal [8]: 33).

Dalam memahami ayat ini, Abu Musa Al-Asy’ari pernah berkata, “Dulu kami mempunyai dua penjaga (dari bencana) di dunia ini. Satunya telah pergi dan tersisa satu lagi. Yang pergi adalah Rasulullah, yang yang masih tersisa adalah istighfar. Jika yang satu ini hilang, maka celakalah kami semua.” Wallau a’lam.

#PustakaSunni

Kenalkah Nabi Muhammad SAW dengan kita?

Hikayah, ada seorang pemuda, yang bermimpi bertemu rosulullah Saw. Dalam mimpi~nya, rosulullah berpaling, enggan melihatnya. Lalu diberanikan dia bertanya kpd rosulullah Saw: wahai rosulullah, apakah engkau murka kepada~ku, sehingga menjadikan berpaling pandanganmu dari~ku?

Beliau menjawab: siapa kamu, aku tidak mengenal~mu? (Baca: rosulullah Saw mengenal semua umatnya secara terperinci).

Aku adalah umat~mu wahai rosulullah. Jawab~nya, dalam mimpi tersebut.

Kamu tidak pernah membaca shalat kepada~ku, bagaimana aku mengenal~mu?, jawabrosul.

Kemudian, pemuda tersebut terbangun. Lalu setiap hari dia membaca 100X Shalawat, hingga suatu hari dia bermimpi bertemu rosulullah kembali dengan keadaan mendatangi~nya, dan beliau katakan: Engkau adalah umat~ku, dan kelak dihari kiyamat engkau berhak atas syafaat~ku. Intahaa.. [Mukasyafatu Al- Qulub: 19]

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد.

Rabu, 29 Oktober 2014

Nabi Sam'un Ghozi As

Dikisahkan, bahwa Rasullah Muhammad SAW tesenyum sendiri, lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya, ..

“Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?”
Rasullah menjawab, “Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika dimana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar. Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga.
Ada salah seorang nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Sam’un.

Menurut Riwayat Dari Abi Zar ra, Bahwa Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi, “Jumlah para nabi itu adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi.” “Lalu berapa jumlah Rasul di antara mereka?” Beliau menjawab, “Tiga ratus tiga belas (313) (HR At-Tirmidzi)

Nabi Sam’un Ghozi AS memiliki kemukjizatan, yaitu dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana. Cerita Nabi Sam’un Ghozi AS adalah kisah Israiliyat yang diceritakan turun-temurun di jazirah Arab. Cerita ini melegenda jauh sebelum Rasulullah lahir.

Dari kitab Muqasyafatul Qulub karangan al Ghazali, diceritakan bahwa Rasulullah berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan. Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam’un Ghozi AS, beliau adalah Nabi dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi.

Dikisahkan Nabi Sam’un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah SWT. Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam’un dipergunakan untuk menentang penguasa kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil.

Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam’un. Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam’un Ghozi, akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah.

Singkat cerita Nabi Sam’un Ghozi AS terpedaya oleh isterinya. Karena sayangnya dan cintanya kepada isterinya, nabi Sam’un berkata kepada isterinya, “Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku.”

Akhirnya Nabi Sam’um Ghozi AS diikat oleh istrinya saat ia tertidur, lalu dia dibawa ke hadapan sang raja. Beliau disiksa dengan dibutakan kedua matanya dan diikat serta dipertontonkan di istana raja.

Karena diperlakukan yang sedemikian hebatnya, Nabi Sam’un Ghozi AS berdoa kepada Allah SWT. Beliau berdoa dengan dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon pertolongan atas kebesaran Allah.

Do’a Nabi Sam’un dikabulkan, dan istana raja bersama seluruh masyarakatnya hancur beserta isteri dan para kerabat yang mengkhianatinya. Kemudian nabi bersumpah kepada Allah SWT, akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan kekufuran yang lamanya 1000 bulan tanpa henti.

Ketika Rasulullah selesai menceritakan cerita Nabi Sam’un Ghozi AS yang berjuang fisabilillah selama 1000 bulan, salah satu sahabat nabi berkata : “Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Sam’un Ghozi AS. Kemudian Rasulullah SAW, diam sejenak.

Kemudian Malaikat Jibril AS datang dan mewahyukan kepada beliau, bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam, yang mana malam itu lebih baik daripada 1000 bulan.

(Qishashul Anbiyaa & Muqasyafatul Qulub)

Senin, 27 Oktober 2014

Dewi Khodijah Al - Kubro

Cinta pertama

Cinta sejati

Selalu dan untuk selamanya

25 tahun Rasulullah SAW hidup bersamanya.
Dan selama 25 tahun Rasulullah SAW tidak pernah melihat darinya kecuali kecintaan sejati
Dan selama 25 tahun Rasulullah SAW tidak pernah melihat darinya kecuali perhatian
Dan selama 25 tahun Rasulullah SAW tidak pernah melihat darinya kecuali Ketulusan
Dan selama 25 tahun Rasulullah SAW tidak pernah melihat darinya kecuali Dukungan
Dan selama 25 tahun Rasulullah SAW tidak pernah melihat darinya kecuali Kerinduan
Dan selama 25 tahun Rasulullah SAW tidak pernah melihat darinya kecuali Keanggunan
Dan selama 25 tahun Rasulullah SAW tidak pernah melihat darinya kecuali Keindahan
Dan selama 25 tahun Rasulullah SAW tidak pernah melihat darinya kecuali kemuliaan

Ibu dari anak-anaknya.
Nenek bagi Al Hasan wal Husain dan saudara-saudara mereka

Ketika semua mendustai Rasulullah SAW dialah yang senantiasa mempercayainya

Ketika semua kikir dengan hartanya untuk perjuangan Rasulullah SAW dialah yang senantiasa mengorbankan segala harta bendanya untuk kekasihnya.

Sehebat apapun wanita di alam semesta ini, namun tidak akan pernah mampu melebihi as Sayyidah Khadijah Al kubra kekasih sejati Rasulullah SAW.

Tidak pernah Rasulullah mencintai seorang wanita melebihi kecintaannya kepada as Sayyidah Khadijah Al Kubra.

Ketika As Sayyidah A’isyah berbangga sebagai satu-satunya perawan yang dinikahi oleh baginda Rasulullah, maka Baginda berbangga dengan Khodijah yang meraih keperjakaan Rasulullah SAW.

Jauh setelah wafat sang isteri tercinta. Kenangan manis dan kesetiaan di hati Rasulullah tidak pernah pudar.

Setiap kali Rasulullah masuk ke kota Makkah setelah beliau hijrah ke madinah, baik pada saat umrah Al Qodho, maupun Fath Makkah beliau selalu meminta kepada sahabatnya untuk didirikan baginya kemah di Hajuun. Rumah bani hasyim terbuka lebar untuk rasulullah tinggal di makkah. Namun beliau lebih memilih kemah yang sederhana di Hajuun. Ada apa gerangan dengan Hajuun? Di Tanah suci Hajuun disemayamkan isteri tercinta As Sayyidah Khodijah Alkubra.

#MajelisRasulullahSAW

Minggu, 26 Oktober 2014

Untaian indah Ahli Hikmah

Subhanallah..betapa Indah Syai'r Nasehat Ahli Hikmah Ini:

النَّفْسُ تَبْكِي عَلَى الدُّنْيَا وَقَدْ عَلِمْتَ…أَنَّ السَّلاَمَةَ فِيْهَا تَرْكُ مَا فِيْهَا

(Sungguh aneh) jika jiwa menangis karena perkara dunia (yang terluput) padahal jiwa tersebut mengetahui bahwa keselamatan adalah dengan meninggalkan perkara-perkara dunia

لاَ دَارَ لِلْمَرْءِ بَعْدَ الْمَوْتِ يَسْكُنُهَا…إِلاَّ الَّتِي كَانَ قَبْلَ الْمَوْتِ يَبْنِيْهَا

Tidak ada rumah bagi seseorang untuk ditempati setelah kematian, kecuali rumah yang ia bangun sebelum matinya

فَإِنْ بَنَاهَا بِخَيْرٍ طَابَ مَسْكَنُهُ…وَإِنْ بَنَاهَا بِشَرٍّ خَابَ بَانِيْهَا

Jika ia membangun rumahnya (tatkala masih hidup) dengan amalan kebaikan maka rumah yang akan ditempatinya setelah matipun akan baik pula

أَمْوَالُنَا لِذَوِي الْمِيْرَاثِ نَجْمَعُهَا…وَدُوْرُنَا لِخَرَابِ الدَّهْرِ نَبْنِيْهَا

Harta kita yang kita kumpulkan adalah milik ahli waris kita, dan rumah-rumah (batu) yang kita bangun akan rusak dimakan waktu

كَمْ مِنْ مَدَائِنَ فِي الآفَاقِ قَدْ بُنِيَتْ…أَمْسَتْ خَرَابًا وَأَفْنَى الْمَوْتُ أَهْلِيْهَا

Betapa banyak kota (megah) dipenjuru dunia telah dibangun, namun akhirnya rusak dan runtuh, dan kematian telah menyirnakan para penghuninya

أَيْنَ الْمُلُوْكُ الَّتِي كَانَتْ مُسَلْطِنَةً…حَتَّى سَقَاهَا بِكَأْسِ الْمَوْتِ سَاقِيْهَا

Dimanakah para raja dan pimpinan yang dahulu berkuasa? Agar mereka bisa meneguk cangkir kematian

لاَ تَرْكَنَنَّ إِلَى الدُّنْيَا فَالْمَوْتُ…لاَ شَكَّ يُفْنِيْنَا وَيُفْنِيْهَا

Janganlah engkau condong kepada dunia, karena tidak diragukan lagi bahwa kematian pasti akan membuat dunia sirna dan membuat kitapun fana

وَاعْمَلْ لِدَارٍ غَدًا رَضْوَانٌ خَازِنُهَا…وَالْجَارُ أَحْمَدُ وَالرَّحْمَنُ بَانِيْهَا

Hendaknya engkau beramal untuk rumah masa depan yang isinya adalah keridhoan Allah, dan tetanggamu adalah Nabi Muhammad serta yang membangunnya adalah Ar-Rohman (Allah Yang Maha penyayang)

قُصُوْرُهَا ذَهَبٌ وَالْمِسْكُ طِيْنَتُهَا…وَالزَّعْفَرَانُ حَشِيْشٌ نَابَتَ فِيْهَا

Bangunannya terbuat dari emas, dan tanahnya menghembuskan harumnya misik serta za’faron adalah rerumputan yang tumbuh di tanah tersebut

أَنْهَارُهَا لَبِنٌ مُصَفَّى وَمِنْ عَسَلٍ…وَالْخَمْرُ يَجْرِي رَحِيْقًا فِي مَجَارِيْهَا

Sungai-sungainya adalah air susu yang murni jernih, madu dan khomr, yang mengalir dengan bau yang semerbak

وَالطَّيْرُ تَشْدُو عَلَى الأَغْصَانِ عَاكِفَةً…تُسَبِّحُ اللهَ جَهْرًا فِى مَغَانِيْهَا

Burung-burung berkicau di atas ranting dan dahan di atas pohon-pohon yang ada di surga

Mereka bertasbih memuji Allah dalam kicauan mereka

فَمَنْ يَشْتَرِي الدَّارَ فِي الْفِرْدَوْسِ يُعَمِّرُهَا…بِرَكْعَةٍ فِي ظَلاَمِ اللَّيْلِ يُحْيِيْهَا

Siapa yang hendak membangun surga firdaus maka hendaknya ia memenuhinya dengan sholat di dalam kegelapan malam

Jika anda tidak memiliki rumah yang mewah di dunia…maka raihlah istana megah di akhirat kelak…dengan sholat di tengah kegelapan malam…

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ

“Dan sholatlah di malam hari tatkala orang-orang sedang tertidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan penuh keselamatan”.
Bolehlah engkau miskin di dunia akan tetapi demi membangun istana di surga…Dan janganlah sampai engkau juga miskin dan menderita di akhirat kelak !!!

Ya Rabb...
Ampunkanlah dosa-dosa kami dan dosa ibu bapak kami..
Aamiin Ya Rabbal 'Alamin...

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنََ

Balasan untuk pemuji Sang Nabi Muhammad SAW

Dahulu di masa seorang penyair hebat dan sangat terkenal yaitu Syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah Saw., beliau mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya.

Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah Saw. dan membaca qasidah di makam beliau Shallallahualaihi wasallam dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca qasidah, orang itu menemui Syaikh Farazdaq dan mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya. Beliau pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Syaikh Farazdaq dan berkata: “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan kubawa engkau ke sini untuk kugunting lidahmu!”

Maka orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata: “Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”

Maka Syaikh Farazdaq pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi membaca syair untuk Sayyidina Muhammad Saw. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah Saw. seraya berdoa: “Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku, karena aku tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memujiMu dan memuji NabiMu. Namun jika Engkau dan NabiMu ridha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula.”

Beliau terus menangis hingga tertidur dan bermimpi jumpa dengan Rasulullah Saw. yang berkata: “Aku senang mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”

Lalu Rasulullah Saw. mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada posisinya semula. Ketika Syaikh Farazdaq terbangun dari tidurnya beliau mendapati lidahnya telah kembali seperti semula, maka beliaupun bertambah dahsyat memuji Rasulullah Saw.

Hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah Saw. dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah Saw. Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya.

Beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah anak muda itu, beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah beliau datangi lalu lidah beliau dipotong.

Anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada kera yg sangat besar dan terlihat sangat beringas, maka anak muda itu berkata:
“Engkau lihat kera besar yang di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yg dulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah merubahnya menjadi seekor kera.”

Dan hal yg seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah Swt.:

“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yg dilarang, Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”. (QS. al-A’raf ayat 166)

Kemudian anak muda itu berkata:
“Jika ayahku tidak bisa sembuh maka lebih baik Allah matikan saja.”

Maka Syaikh Farazdaq berdoa: “Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya.”

Dan seketika itu pun Allah Swt. mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yg semula.

Dari kejadian ini jelaslah, sungguh Allah Swt. mencintai orang-orang yg suka memuji Nabi Muhammad Saw. Karna pujian kpda Nabi Muhammad Saw. disebabkan oleh rasa cinta kpda beliau.

"shollu a'laa Nabiy"
#MajelisRasulullahSAW

اللهم صلي وسلم وبارك على سيدنا ونبينا وقدوتنا وشفعنا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم تسليماً كثيرا يا رب العالمين

Kamis, 23 Oktober 2014

Engkau berhak untuk jiwaku

Dikota Jeddah ada seorang wanita yang menghadapi masalah dalam rumah tangganya. Ia pun terlibat percekcokan dengan suaminya. Keributan memuncak hingga sang suami angkat tangan dan memukul sang istri. Menangislah wanita ini.

Tiba-tiba terdengar bunyi seseorang yang mengetuk pintu “Tok..tok..tok..” Segeralah sang suami melihat siapa yang datang lewat lubang intip pintu.

Tak di duga, Mertua alias orang tua si wanita ada di depan pintu datang bertamu. Dalam keadaan berderai air mata, wanita ini pun masuk ke dalam kamar. Ia sapu air matanya dan ia bersihkan wajahnya.

Sang suami pun membukakan pintu dan mempersilahkan mertua masuk kedalam rumah.Tak lama, keluarlah wanita ini menemui ibu dan bapaknya dengan sisa air mata yang tak mampu ia tahan.

Diciuminya ibu dan bapaknya, sedang air mata terus mengalir di pipinya. Betapa terkejut ibu bapaknya melihat anaknya keluar dalam keadaan menangis.

“Kenapa kamu menangis nak ?” Tanya ibu kepada anaknya. Wanita ini pun menjawab, “Umii... ana kaaangen sama umii. Kok Allah kirim umi sama abi ke sini..”

Subhanallah... Mendengar jawaban istrinya, hancurlah amarah dan keangkuhan sang suami. Hatinya luluh melihat kecerdasan istrinya dalam menyelamatkan nama baik suaminya di hadapan mertua.

Segera sang suami keluar rumah. Ia carikan hidangan bagi mertuanya karena memang hari itu tidak ada masakan di rumahnya. Sebelum pulang, ia mampir ke toko emas. Dia beli sabuk emas seharga 10 ribu real.

Di rumah, semua berjalan normal. Seolah tak pernah ada masalah di rumah tangga.Sepulang mertua, sang suami segera menemuni wanita sang istri. Sang suami minta maaf atas amarah dan khilafnya. Sabuk emas yang tadi ia beli, dia serahkan kepada sang istri sambil berkata,” Anti tastahiqqiina ruuhi”…ENGKAU BERHAK MENDAPATKAN NYAWAKU…

semga cerita ini bisa kita ambil manfaat
#MajelisRasulullahSAW

Majusy menjadi muslim

Diceritakan suatu ketika seorang Majusy (kafir) bertamu meminta sedekah kepada Nabi Ibrahim AS.
Permintaan sedekah itu dijawab oleh Nabi Ibrahim, "Aku akan memberimu segala permintaanmu tetapi dengan satu syarat yaitu agar engkau bersedia beriman kepada Allah SWT..."
Ternyata syarat itu ditolak oleh si Majusy dan iapun pergi meninggalkan Nabi Ibrahim.
Kemudian malam harinya Nabi Ibrahim bermimpi ditegur oleh Allah SWT, "Wahai Ibrahim, apalah kamu ini? Aku memberinya makan minum lebih dari 70 tahun dan si Majusy itu tetap saja kafir kepadaKu. Sedang ia baru saja hendak memintamu sedekah sehari tetapi kamu memberinya syarat spt itu!"

Sadar akan kekeliruannya, keesokan harinya Nabi Ibrahim mencari si Majusy untuk memberinya sedekah sembari diceritakan kepadanya soal teguran Allah tadi malam.
Kontan si Majusy menangis dan berkata, "seperti itu kah Tuhanmu, wahai Ibrahim? Aku kafir kepadaNya bertahun-tahun tetapi Tuhanmu masih saja memberiku rezeki... Maka kini aku menyatakan beriman kepada Tuhanmu!"...

Dzurrotun Nashihin

Rabu, 22 Oktober 2014

Kucing pembawa berkah


روى ابن عساكر في تاريخه عن بعض اصحاب الشبلى قال رايت الشبلى في النوم بعد موته فقلت له ما فعل الله بك قال اوقفني بين يديه الكريمتين وقال يا ابا بكر اتدرى بماذا غفرت لك فقلت بصالح عملى فقال لا فقلت باخلاصى في عبوديتى فقال لا فقلت بحجى وصومى وصلاتى فقال لم اغفر لك بذالك

Ibnu 'Asakir meriwayatkan dalam kitab Tarikhnya dari sebagian sahabatnya Imam Syibli berkata,
" aku melihat Imam Syibli didalam tidur setelah wafatnya beliau, kemudian aku berkata kpdnya :
" apa yg telah Allah lakukan padamu ? "
Imam Syibli berkata : " Dia menempatkanku di hadapan kedua Yad-Nya yg mulia dan Dia berkata ,' wahai Aba Bakr (julukan Imam Syibli) apakah engkau mengetahui mengapa Aku mengampunimu ?'
aku berkata : ' sebab kebaikan amalanku '
' bukan ' jawab Allah
' sebab keikhlasan dalam ibadahku '
' bukan '
' sebab ibadah haji, puasa dan sholatku '
' aku tdk mengampunimu sebab itu semua ' jawab Allah

فقلت بهجرتى الى الصالحين وبادامت اسفارى وطلب العلوم فقال لا فقلت يا ربى هذه المنجيات التى كنت اعقد عليها حسن ظنى انك بها تعفو عنى قال كل ذالك لم اغفر لك بها فقلت الهى فبماذا قال اتذكر حين كنت تمشى علي درب بغداد فوجدت هرة صغيرة قد اضعفها البرد وهى تنزوى الى الجدار من شدة البرد والثلج فاخذتها رحمة لها فادخلتها في فرو كان عليك وقاية لها من الم البرد

aku berkata, ' sebab hijrahku kpd orang2 sholih dan sebab langgengnya perjalananku serta sebab menuntut ilmu '
' bukan ' jawab Allah
aku berkata, ' wahai Tuhanku, ini adalah amaln2 penyelamatku yg telah kuyakini bahwa husnudz dzonku sesungguhnya Engkau mengampuniku sebab amalan2 tsb.'
' semuanya itu tidaklah Ku ampuni dirimu sebabnya. ' jawab Allah
' lalu sebab apakah aku diampuni ? '

' Apakah engkau ingat ketika engkau berjalan di jalanan Bagdad kemudian engkau menemukan seekor kucing kecil yg telah lemah sebab cuaca dingin dan dia sdg mojok di tembok sebab sangat dinginnya salju,
kemudian engkau mengambil kucing tsb karena kasihan kepadanya, kemudian kau masukkan dia kedalam jubah bulu yg ada padamu utk menjaganya dari sakitnya kedinginan ? '

فقلت نعم قال برحمتك لتلك الهرة رحمتك
اللهم ارحمنا برحمتك يا ارحم الراحمين يا رب العالمين

aku berkata, ' iya saya ingat '
' sebab kasih sayangmu kepada kucing itulah Aku merahmatimu ' jawab Allah.
" Yaa Allah, kasih sayangilah kami dengan rahmat-Mu Yaa Arhamar Rohimiin Yaa Robbal 'Aalamiin "

Aamiin...

المجالس السنية
الشيخ احمد بن الشيخ حجازى

Selasa, 14 Oktober 2014

Keistimewaan Imam Abu Hanifah



Ulama kelahiran tahun 80 Hijriyah ini mempunyai nama asli An-Nu’man bin Zauthi At-Taimi. Tempat kelahirannya di Kufah, salah satu wilayah di Irak. Anak dari seorang kepala suku di Kufah ini terlanjur dipanggil dengan nama Abu Hanifah. Hal ini karena beliau kerap selalu bersama tinta yang dalam bahasa Irak disebut hanifah.

Kekhasan dari ciri beliau adalah perawakannya yang ideal, tampan, dan begitu ramah dan akrab walau dengan orang yang baru ia kenal. Sang Imam sering mempersilakan masuk kepada orang yang lewat di rumahnya untuk sekadar beramah tamah. Walau tidak membicarakan hal-hal penting, beliau tidak menampakkan kebosanan dengan tamu yang datang.

Ketika sang tamu meminta izin untuk pamit, Imam Abu Hanifah akan memberikan kesan yang akrab. Ia akan mengatakan, “Aku senang Anda bisa bersilaturahim ke rumah saya kapan pun Anda mau.”

Kegemarannya dalam bersedekah pun sudah sangat dikenal orang-orang di sekitar beliau. Imam Abu Hanifah seperti punya rumus dalam bersedekah. Sejumlah uang dinar yang ia belanjakan untuk keperluan keluarga, sejumlah itu pula yang akan ia sedekahkan. Selain kecerdasannya dalam memahami ilmu-ilmu syar’i, beliau juga dikenal tegas dalam hal memilih dan mengambil hadits rujukan. Beliau hanya mau mengambil hadits shahih yang diriwayatkan dari para sahabat, dan tidak mau jika diriwayatkan dari para tabi’in.

Hal lain yang sangat menonjol dari Imam Abu Hanifah adalah kekuatannya dalam ibadah shalat. Hampir setiap orang yang pernah dekat dengan beliau selalu mempunyai kesaksian yang sama. Imam Abu Hanifah biasa memiliki wudhu pada shalat Isya dan bertahan hingga waktu shubuh. Sepanjang waktu antara Isya dan waktu sahur, ia isi dengan shalat dan munajat. Ia hanya tidur sebentar di antara waktu Zuhur dan Ashar.

Keluarga dekat beliau menyaksikan bahwa hal tersebut dilakukan Imam Abu Hanifah selama kurang lebih empat puluh tahun. Surah yang hampir selalu ia baca pada shalat malam itu adalah Surah Al-Qamar. Hingga pada ayat ke-46 yang berbunyi, artinya, Sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit, beliau pun menangis sesegukan.

Kehati-hatiannya dengan harta begitu sangat tinggi. Suatu kali, ia menghadiahkan seorang temannya sehelai baju. Imam Abu Hanifah mewanti-wanti sang teman kalau di salah satu bagian baju itu ada sedikit cacat. Kalau sewaktu-waktu baju itu akan dijual sang teman, sang Imam meminta kepada temannya itu untuk menyampaikan cacat di baju itu kepada si pembeli. Namun, karena sesuatu hal, sang teman Imam Abu Hanifah akhirnya memang benar-benar menjual baju tersebut. Sayangnya, ia lupa untuk menyampaikan pesan yang pernah disampaikan sang Imam soal cacat baju itu.

”Apakah engkau kenal siapa yang membeli baju itu?” ucap sang Imam kepada temannya. ”Aku tidak kenal, dan aku lupa ciri-ciri orang yang membeli baju itu,” jawab sang teman apa adanya. Untuk menebus kehati-hatian itu, Imam Abu Hanifah langsung bersedekah sejumlah harga baju yang ia hadiahkan kepada temannya itu.

Imam Abu Hanifah, seperti para ulama lain di zamannya, kerap menolak dengan tegas tawaran jabatan yang diberikan oleh para petinggi khalifah waktu itu. Pada masa Khalifah Al-Manshur itu, Imam Abu Hanifah ditawari jabatan hakim agung. Ia menolak dengan alasan ketidakmampuan dirinya dengan jabatan tinggi itu. Penolakan itu menjadikan sang khalifah marah. Imam Abu Hanifah pun dipenjara.Imam Abu Hanifah bukan sekadar dipenjara, tapi juga disiksa. Sepertinya ada pihak-pihak yang menyebarkan fitnah terhadap diri Imam Abu Hanifah. Menurut sebuah riwayat, ia diracun ketika dalam penjara.

Pada tahun 150 Hijriyah, Imam Abu Hanifah pun syahid ketika masih dalam penjara. Beliau meninggal dalam usia 70 tahun dan meninggalkan seorang anak yang bernama Hammad.

Batu itu menangis


Diriwayatkan bahwa suatu ketika sebagian nabi berjalan dan bertemu dengan sebuah batu kecil yang mengeluarkan air yang sangat banyak, nabi tersebut terheran-heran melihat hal demikian, lalu Allah membuat batu tersebut dapat berbicara sehingga batu itu mengatakan : 

semenjak saya mendengar firman Allah yang berbunyi : “dan bahan bakar neraka jahanam adalah manusia dan batu” saya menangis karena takut kepada Allah SWT. 

Kemudian nabi tersebut memohon kepada Allah agar menyelamatkan batu itu dari api neraka, maka Allah menyelamatkan batu tersebut. 

Di kemudian hari nabi tersebut menjumpai pemandangan yang semula yakni batu tersebut menangis kembali, lalu nabi bertanya : 

mengapa sekarang engkau menangis? 

Batu tersebut pun menjawab ketika itu aku menangis karena takut kepada Allah SWT, lalu saat ini aku menangis karena rasa bahagia dan syukur ku kepada Allah swt. 

(Ihya’ Ulumiddin Juz : 4, Hal : 86)

Selasa, 07 Oktober 2014

Secuil Sifat Keagungan Rosulillah Muhammad SAW

Adalah Nabi Muhammad saw. sebaik-baik manusia dalam kejadian bentuk tubuh dan budi pekerti dan paling banyak menunjukkan manusia ke jalan yang benar. Budi pekertinya sesuai Al-Qur’an, bertabiat pengampun, pemberi nasihat manusia, 

Luas dalam berbuat kebajikan. Pemaaf kesalahan, bila memang menjadi haknya. Dan bila hak Allah dilanggar, maka tak seorang pun berani berdiri menentang kemarahannya. Siapa yang melihatnya sepintas maka akan tampak kewibawaannya, 

Jikalau diundang oleh orang miskin maka beliau penuhi panggilannya. Beliau berkata benar meskipun pahit, kepada orang-orang muslim tidak pernah menyimpan rasa dengki dan sifat membahayakan. Siapa yang memandang wajahnya, pasti akan mengerti bahwa sesungguhnya beliau bukanlah wajah pendusta. Dan Nabi saw adalah bukan seorang pengumpat dan pencela. 

Bila Nabi saw gembira, wajahnya bagaikan belahan bulan. Apabila berbicara dengan manusia, seolah-olah mereka memetik buah yang manis. Bila Nabi saw tersenyum, maka senyumannya laksana belahan awan yang ditembus sinar, dan bila berbicara seakan-akan pembicaraannya permata yang berjatuhan.

Bila bercakap-cakap bagaikan minyak kesturi yang keluar dari mulutnya. Bila berjalan di suatu lorong, maka dapat diketahui dari bau harumnya bahwa beliau telah lewat di jalan itu. BiIa Nabi saw duduk dalam satu majlis, maka bau harumnya tetap membekas dalam majlis itu sampai beberapa hari walau beliau telah tiada di situ dan beliau selalu berbau sangat harum meskipun tidak memakai wangi-wangian. 

Jika berjalan di antara para sahabatnya, maka bagaikan bulan di antara bintang-bintang yang bergemerlapan. Dan bila berjumpa di malam hari, seolah-olah manusia berada di siang hari, disebabkan dari pancaran cahayanya. Dan adalah Nabi saw lebih cepat berbuat kebajikan daripada tiupan angin topan, dan beliau selalu belas kasih kepada anak-anak yatim dan wanita janda. 

Sebagian orang yang menyifati beliau telah berkata: Tiada pernah saya melihat seorang berambut hitam dengan hiasan pakaian merah yang lebih indah daripada Rasulullah saw.

Saat Nabi Muhammad SAW dianugerahkan ke Bumi

Tatkala tiba saat lahirnya sinar kerasulan di langit keagungan, keluarlah Malaikat jibril dengan membawa Nur untuk membuka kerajaan dunia. Wahai jibril, serukan kepada seluruh makhluk penghuni bumi dan langit, agar menyambutnya dengan rasa riang dan gembira. Karena sesungguhnya ini adalah Nur yang terpelihara dan rahasia yang tersimpan yang Aku ciptakan sebelum wujudnya sesuatu dan sebelum terciptanya bumi dan langit-langit. 

Pada malam ini Aku pindahkan Nur itu ke dalam perut ibunya dengan merasa kegembiraan. Aku penuhi seluruh alam dengan cahayanya. Aku pelihara di dalam keadaan yatim-piatu dan Aku sucikan dia beserta para keluarganya dengan kesucian yang sungguh. 

Maka bergoncanglah ‘Arsy karena gembira dengan adanya kabar gembira. Dan kursi Allah bertambah wibawa dan tenang karena memuliakannya. Dan langit penuh dengan cahaya serta bergemuruh suara malaikat membaca tahlil, tamjid dan istighfar. 

Dan ibunya tiada henti-hentinya melihat bermacam-macam keajaiban hingga dari keistimewaan dan keagungannya hingga sempurna masa kandungannya. Maka ketika ibunya telah merasakan sakit karena kandungannya akan lahir, dengan izin Tuhannya, Tuhan pencipta makhluk, Iahirlah kekasih Allah Muhammad saw dalam keadaan sujud, bersyukur dan memuji, sedangkan wajahnya bagaikan bulan purnama dalam kesempurnaannya. 

Nabi Muhammad saw,dilahirkan dalam keadaan telah berkhitan dengan pertolongan Allah. Bercelak dengan celak petunjuk Allah. Pada sahara bersinar terang dengan keindahannya. Dari sebab cahayanya keadaan alam semesta menjadi terang benderang.
Dan termasuk pula dalam ikatan golongannya, orang-orang yang sesudahnya, seperti orang-orang dahulu yang pernah menjumpainya. 

Pertama kali yang menjadi keagungan mukjizatnya, adalah padamnya api persembahan negeri Persi dan runtuhnya panggung kehormatannya. Dilemparnya setan-setan dari langit dengan bintang-bintang yang membakar. Raja jin yang angkuh menguasai kerajaannya, seketika menjadi hina dan tunduk. Ketika cemerlang cahaya Nabi yang menerangi dan Nur keelokan Nabi bersinar menerangi segenap penjuru, sehingga Nabi diserahkan kepada wanita-wanita yang menyusui.

Kecintaan Sang Kekasih Sayyidina Muhammad Rosulillah

Sebelum malaikat Izrail diperintah Allah SWT untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berpesan kepada malaikat Jibril. “Hai Jibril, jika kekasih-Ku menolaknya, laranglah Izrail melakukan tugasnya!” Sungguh berharganya manusia yang satu ini yang tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW.

Di rumah Nabi Muhammad SAW, Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk sambil berkata, “Maafkanlah, ayahku sedang demam” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. 

Kemudian Fatimah kembali menemani Nabi Muhammad SAW yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”. “Tak tahulah ayahku, sepertinya orang baru, karena baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah wahai anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut pun datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya.

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah SWT dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata malaikat Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya malaikat Jibril lagi. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar bahwa Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” kata malaikat Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajalnya” kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku” Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu)”.

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii! (Umatku, umatku, umatku)”. Dan, berakhirlah hidup manusia yang paling mulia yang memberi sinaran itu. 

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaihi wasahbihi wasallim.

Ya Allah, Berikanlah untuk Muhammad “al wasilah” (derajat) dan keutamaan. Dan tempatkanlah ia di tempat terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan”. 

Betapa mendalam cinta Rasulullah kepada kita ummatnya, bahkan diakhir kehidupannya, disaat datang sakitnya sakaratul maut itu, hanya kita yang ada dalam fikirannya.  tetapi sedikit sekali kita mengingatnya bahkan untuk sekedar menyebut namanya...

Allah...