Sayyidatuna
Fatimah berkata “Aku tidak pernah melihat ayahku sampai beliau meninggal dunia
bahwa selama tiga hari berturut-turut dalam keadaan kenyang”. Masih juga
diriwayatkan dari Fatimatuz Zahro R.a. karena rumahnya bersebelahan dengan
rumah beliau Saw. “Aku tidak pernah meng-alpakan telingaku hamper ditiap malam menjelang fajar ayahku selalu
berdoa dalam sujudnya yang beliau terisak-isak menangis yang diucapkan Ya Allah
ampunilah ummatku, Ya Allah Rahmatilah ummatku, Ya Allah tutuplah aib ummatku, Ya
Allah Ridloilah ummatku, Ya Allah jangan kau azab ummatku”.
Beliau selalu
didepan kalau berperang dan kalau pembagian ghonimah (rampasan perang) beliau
sering tidak menerimanya. Diceritakan yaitu seorang sahabat namanya Salman
Alfarisi merasa dirinya sudah satu hari menjelang sore tidak makan ia ingin
mengadu pada Rosulallah Saw. Sebagai manjanya pada beliau seraya berkata “Ya
Rosul! Aku hanya minum dari pagi dan tidak makan, adakah makanan Ya Rosul?”,
Nabi iba dan kasihan melihat Salman karena sejak pagi bekerja dan dia tidak
dapat apa-apa untuk makan. Lalu dipeluklah dia oleh Rosulallah Saw. Ketika dipeluk,
siku salman beradu kelambungnya nabi dan berbunyi seperti bunyinya batu, Salman
terkejut dan berkata “Ya Rosul! Ada apa di perutmu?” “Tidak apa-apa wahai Salman”
Jawab nabi. Lalu Salman pegang sambil berkata “Ya Rosulallah! Mengapa ada
batu?” Rosulallah menjawab “Ya Salman seperti inilah nabimu sudah tiga hari
menahan lapar” langsung saja Salman tertunduk malu dengan keadaan Rosul Saw.
Bahkan dari pedulinya
beliau pada ummatnya, menjelang ajal beliau yang dipikir hanya ummatnya
Ummati-ummati, Beliau menyuruh Sayyidina Ali Kw. “YA Ali angkat tanganku”,
sambil beliau berdoa “Ya Allah seandainya ada ummatku yang bersahadat kepadamu
dan kepada nabinya, yang ia bertauhid dan beriman kepadamu dan nabinya, kalau
seandainya ada yang membuat ia sulit atau sakitnya Sakarotul maut karena
dosanya, biarlah hari ini nabinya yang merasakan sakitnya sakarotil maut untuk
mereka”. Imam Ja’far Sodiq menyatakan “Kakekku itu bukan sekedar perihatin
didunia ini, didalam kubur pun disaat malaikat Munkar dan Nakir datang untuk
bertanya Man Robbuka Wa Man Nabiyyuka, jikalau si mayyit itu sering bersolawat
pada nabi, maka Nabi diberi izin oleh Allah Swt. datang ke kubur untuk
mendampingi menjawab kedua malaikat itu”.
Bukan saja itu;
disaat hari ketika manusia lari dari saudaranya, ibu dan bapaknya, istri dan
anaknya, Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya. (QS. Abasa 34 – 37) Nabi sujud Di Mahsyar dan menangis
mengatakan “Ummati ummati”, Nabi berdiri mengumpulkan ummatnya “Ummati ummati
sini nabimu”, Sahabat bertanya “Ya Nabi, apakah engkau tahu dari pada ummatmu?”
Nabi menjawab “Aku tahu ummatku yang wajahnya bercahaya bekas dari wudu’
mereka”. Setelah itu ummatnya dikumpulkan, lalu Jibril mengatakan “Ya Rosul,
Udhuluha bisalamin Aminin” Nabi tidak mau melangkahkan, padahal Nabi yang
pertama kali mengetuk pintu surga, tapi Nabi disaat itu menengok kebelakang
berkali-kali. Jibril berkata “Apa yang ada padamu Ya Rosul? Nabi menjawab “Ya
Jibril Aku tidak akan masuk surga sebelum aku tahu seluruh ummatku masuk
kedalam surga”. Itulah Nabi, Yang Allah Swt. Bersolawat kepadanya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”(QS. Al-Ahzab 56)
Disarikan dari ceramah Al-Habib Usman Sihab dari Jakarta
(Kang Damar Mishbahul Khoir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar