Jumat, 28 Oktober 2011

BIOGRAFI IMAM SYAFI'I

1. Namanya 
Muhammad  bin  Idris  bin  Al-Abbas  bin Utsman bin Syafi’i  bin  Ubaid  bin  Abdu  Yazid  bin  Hasyim  bin  Al-Muttalib  (ayah  Abdul  Muttalib  kakek  Rasulullah Shallallahu  ‘alaihi  wa  Salam)  bin  Abdi  Manaf.  Beliau bertemu  nasabnya  dengan  Rasulullah  Shallallahu  ‘alaihi wa Salam pada Abdi Manaf. Beliau bergelar Nashirul hadits (pembela hadits), karena kegigihannya  dalam  membela  hadits  dan  komitmennya untuk  mengikuti  sunnah  Nabi  Shallallahu  ‘alaihi  wa Salam.
  
2. Kelahiran  
 Imam  Al-Baihaqi  menyebutkan,”Imam  Asy-Syafi’i dilahirkan  di  kota  Ghazzah,  kemudian  dibawa  ke Asqalan, lalu dibawa ke Mekkah.  Ibnu  Hajar  menambahkan,”  Imam  Asy-Syafi’i 
dilahirkan  di  sebuah  tempat  bernama Ghazzah  di  kota Asqalan.  Ketika  berusia  dua  tahun ibunya membawanya ke  Hijaz  dan  hidup  bersama  orang-orang  keturunan Yaman karena ibunya dari suku Azdiyah. Diusia 10 tahun, beliau dibawa ke Mekkah karena khawatir nasabnya yang mulia akan lenyap”.


3. Perjalanannya menuntut ilmu 
Dalam  usia  7  tahun  Imam  Asy-Syafi’i  selesai menghafal  Al-Qur’an  dan  usia  10  tahun  beliau  hafal Al-Muwaththa’ karya Imam Malik, usia 15 tahun dengan izin gurunya  yang  bernama Muslim bin Khalid Az-Zanji untuk berfatwa.  Beliau  juga  banyak  menghafal  syair-syair Hudzail.  Setelah  itu  beliau  pergi  ke  Madinah  untuk belajar fiqih dari Imam Malik bin Anas hingga Imam Malik wafat  tahun  179H,  setelah itu beliau belajar dai Sufyan bin ‘Uyainah. Dari  hasil  menggadaikan  rumahnya  seharga  16 dinar,  Imam  Syafi’i  pergi  ke  Yaman.  Karena ketidakmampuannya  beliau  bekerja  di  Yaman  sambil belajar dari para ulama-ulama di sana di antaranya Ibnu Abi Yahya dan lainnya.  

Ketika  itu,  di  saat  pemerintahan  Khalifah Harun Al-Rasyid  terjadi  fitnah  ‘Alawiyyin yang mengakibatkan seluruh  ‘Alawiyyin  terusir  dari  Yaman  termasuk  Imam Syafi’i. Beliau bersama rombongan ‘Alawiyyin dibawa ke Irak  dengan  diikat  dan  sambil  disiksa.  Keluar  dari penjara  Irak  beliau  belajar  dari  para  ulama-ulama  disana seperti Imam Muhammad bin Al-Hasan. Ketika  pemerintahan  Al-Makmun  yang  dikuasai oleh  para  ulama  ahli  kalam dan merebak banyak bid’ah, beliau  pergi  ke  Mesir  dan  beliau  membuka  halaqah  di 
masjid Amr bin Al-‘Ash.


4. Guru dan muridnya 
Imam  Syafi’i  mengambil  ilmu  dari  para  ulama  di berbagai  tempat  misalnya  di  Makkah, Madinah,  Kufah, Bashrah,  Yaman,  Syam  dan  Mesir.  Imam  AL-Baihaqi menyebutkan  beberapa  orang  guru  Imam  Asy-Syafi’i  di antaranya sebagai 

Di Makkkah 

•         Imam Sufyan bi Uyainah.  
•          Abdurrahman  bin  Abu  Bakar  bin  Abdullah  bin  Abu Mulaikah.  
•         Ismail bin Abdullah Al-Muqri.  
•         Muslim bin Khalid Az-

Di Madinah  
•         Imam Malik bin Anas.  
•         Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Darawirdi.  
•         Ibrahim bin Sa’ad bin Abdurrahman.  
•         Muhammad bin Ismail Abu Fudaik. 

Di tempat-tempat yang lain 
•         Hisyam bin Yusuf Al-Shan’ani.  
•         Mutharrif bin Mazin Al-Shan’ani. 
•         Waki’ bin Jarrah 
•         Muhammad bin Hasan Al-Syaibani. 

Adapun murid-murid beliau yang terkenal adalah;  
-  Rabi’ bin Sulaiman bin Abdul Jabbar tokoh hadits dan fiqih, menjadi  syaikh muazzin di masjid Fusthath.  
-  Abu Ibrahim Ismai l bin Yahya bin Ismail bin Amr bin Muslim Al-Muzani Al-Mishri.  
-  Abu Yaqub Yusuf bin Yahya Al-Mishri Al-Buwaithi. 
Beliau  juga  bertemu  dengan  Imam  Ahmad  bin  Hambal dan saling mengambi l i lmu antara keduanya.


5. Karya-karyanya 
Imam  Syafi’i  memiliki  karya  tulis  yang  banyak sekali, di antaranya yang paling terkenal adalah:  
      1.  Kitab  Al-Umm,  Kitab  fiqih  yang  terdiri  dari  empat jilid  berisi 128 masalah dan terbagi ke dalam 40 bab lebih.  
      2.  Kitab  Al-Risalah  Al-Jadidah,  Kitab  ini  dianggap sebagai induk kitab ushul fiqh yang       terdiri dari satu jilid besar yang sudah di-tahqiq oleh Ahmad Syakir.  
      3.  Selain  yang  dua  ini  ada  beberapa  kitab  yang dinisbahkan  kepada  beliau  di  antaranya  kitab  Al-Musnad,  As-Sunan,  Ar-Rad  ‘ala Al-Barahimiyah dan Mihnatu Imam Asy-Syafi’i.  

6. Wafatnya 
Setelah  mengalami  penyakit  wasir  yang menyebabkan  keluar  darah  terus  menerus,  Imam  Asy-Syafi’i  wafat  pada  akhir  bulan  Rajab  tahun  204H  dan dimakamkan di Mesir. Wallahu ‘A’lam.

PENDETA YANG INSAF

Ibrahim al-Khawas ialah seorang wali Allah yang terkenal keramat dan dimakbulkan segala doanya oleh tuhan. Beliau pernah menceritakan suatu peristiwa yang pernah dialaminya. Beliau mengatakan : "Aku terbiasa keluar menziarahi Mekah tanpa kenderaan dan kafilah. Pada suatu kali, tiba-tiba aku tersesat jalan dan kemudian aku berhadapan dengan seorang rahib Nasrani (Pendeta Kristian)." Ketika dia melihatku, dia pun berkata, "Wahai rahib Muslim, bolehkah aku bersahabat denganmu?" Ibrahim segera menjawab, "Ya, tidaklah aku akan menghalangi kehendakmu itu."

Maka berjalanlah Ibrahim bersama dengannya selama tiga hari tanpa meminta makanan, sehingga rahib itu menyatakan rasa laparnya kepada Ibrahim, lalu dia mengatakan : "Tiadalah ingin aku memberitakan kepadamu bahawa aku telah menderita kelaparan. Kerena itu berilah aku sesuatu makanan yang ada padamu."

Mendengar permintaan rahib itu, lantas Ibrahim pun memohon kepada Allah dengan berkata, "Wahai Tuhanku, Pemimpinku, Pemerintahku, janganlah engkau memalukan aku di hadapan seteru engkau ini." Belum lama Ibrahim berdoa, tiba-tiba turunlah setalam hidangan dari langit berisi dua keping roti, air minuman, daging masak dan kurma. Maka mereka pun makan dan minum bersama.

"Sesudah itu aku pun meneruskan perjalananku. Sesudah tiga hari tiada makanan dan minuman, maka di kala pagi, aku pun berkata kepada rahib itu, "Hai rahib Nasrani, berikanlah ke mari sesuatu makanan yang ada kamu. Rahib itu menghadap kepada Allah, tiba-tiba turun setalam hidangan dari langit seperti  yang diturunkan kepadaku dulu," tatkala aku melihat yang demikian, maka aku pun berkata kepada rahib itu - Demi kemuliaan dan ketinggian Allah, tiadalah aku makan sehingga engkau memberitahukan (hal ini) kepadaku." Rahib itu menjawab : "Hai Ibrahim, tatkala aku bersahabat denganmu, maka jatuhlah makrifah (pengenalan) engkau kepadaku, lalu aku memeluk agama engkau. Sesungguhnya aku telah membuang-buang masa di dalam kesesatan dan sekarang aku telah mendekati Allah dan berpegang kepada-Nya. 

Dengan kemuliaan engkau, tiadalah dia memalukan aku. Maka terjadilah kejadian yang engkau lihat sekarang ini. Aku telah mengucapkan seperti ucapanmu (kalimah syahadah)." "Maka senanglah aku setelah mendengar jawapan rahib itu. Kemudian aku pun meneruskan perjalanan sehingga sampai ke Mekah yang mulia. Setelah kami mengerjakan haji, maka kami tinggal dua tiga hari lagi di tanah suci itu. Suatu ketika, rahib itu tiada kelihatan olehku, lalu aku mencarinya di masjidil haram, tiba-tiba aku mendapati dia sedang bersembahyang di sisi Kaabah."Setelah selesai rahib itu bersembahyang maka dia pun berkata, "Hai Ibrahim, sesungguhnya 
telah hampir perjumpaanku dengan Allah, maka peliharalah kamu akan persahabatan dan persaudaraanku
denganmu."tiba-tiba dia menghembuskan nafasnya yang terakhir, lalu Ibrahim mengatakan : aku berasa  dukacita di atas kepergiannya. Aku pun segera mengurusi hal-hal pemandian, kain kafan dan pengebumiannya. Ketika malam tiba, aku bermimpi melihat rahib itu dalam keadaan yang begitu tampan sekali tubuhnya dihiasi dengan pakaian sutera yang indah."

Melihat hal tersebut, Ibrahim pun bertanya, "Bukankah engkau ini sahabat aku kemarin, apakah yang telah dilakukan oleh Allah terhadap engkau?" Dia menjawab, "Aku berjumpa dengan Allah dengan dosa yang banyak, tetapi dimaafkan dan  diampuni-Nya semua itu kerana aku bersangka baik kepada-Nya dan Dia menjadikan aku seolah-olah bersahabat dengan engkau di dunia dan berhampiran dengan engkau di akhirat."

Kesimpulannya : Allah berhak mengangkat siapa saja sebagai kekasih-Nya, dan itu bukan urusan kita semua, semoga kita tergolong orang-orang yang bahagia kelak disisi-Nya, amiiin...

Rabu, 26 Oktober 2011

PASSWORD SURGA

Dikisahkan bahwa pada zaman dahulu ada seorang lelaki yang bernama Ibrahim Al-Wasithi sedang wukuf di Arafah. Dia berhenti di lapangan luas itu. Pada waktu itu orang sedang melakukan ibadat haji. Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang sangat penting. Bahkan wukuf di Arafah itu disebut sebagai haji yang sebenarnya kerana apabila seorang itu berwukuf di padang Arafah dianggap hajinya telah sempurna walaupun yang lainnya tidak sempat dilakukan.
Sejenak kemudian dia mengambil tujuh biji batu, lalu berkata pada batu-batu itu :

"Hai batu-batu, saksikanlah olehmu bahawa aku bersumpah bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu utusan Allah."

Setelah dia berkata begitu dia pun tertidur di tempat tersebut. Dia meletakkan ketujuh itu di bawah kepalanya. Tidak lama kemudian dia bermimpi seolah-olah telah datang kiamat. Dalam mimpi itu dia telah diperiksa segala dosa-dosa dan pahalanya oleh Allah SWT. Setelah selesai pemeriksaan itu ternyata dia harus masuk ke dalam neraka. Maka dia pun pergi ke neraka dan ketika hendak memasuki salah satu dari tujuh macam pintunya, tiba-tiba seketika batu yang dikumpulnya tadi datang menutup pintu neraka tersebut. Para Malaikat pun tidak sanggup untuk memindahkan batu itu, lalu semua Malaikat adzab berkumpul untuk mengangkat batu tersebut, namun gagal lagi. Kemudian malaikat adzab pun membawa dia pergi ke pintu lain, sesampainya di pintu yang kedua terjadi hal yang sama seperti di pintu yang pertama, kejadian itu berulang hingga tujuh kali, para malaikat itu tetap berusaha hendak memasukkannya ke dalam neraka tapi berkali-kali gagal, kerana terhalangi oleh batu-batu tersebut.

Lalu tujuh batu tersebut berkata : kami telah menyaksikan bahwa dia bersaksi tidak ada tuhan selain Allah & nabi Muhammad utusan Allah, mendengar demikian para malaikat adab membawa ibrahim ke Arsy. Kemudian Allah berfirman : engkau memberikan kesaksian kepada batu lalu mereka tidak menyia-nyiakan hakmu, lalu bagaimana aku akan menyia-nyiakan hakmu sedangkan aku telah menyaksikan bunyi 'syahadat' yang engkau ucapkan itu. Kemudian Allah berfirman kepada para Malaikat : masukkanlah dia kedalam surga. Setelah mendekati pintu surga ternyata pintu surga masih tertutup, lalu datanglah "syahadat" dan terbukalah pintu-pintu surga, kemudian ibrahim masuk kedalam surga.

KISAH LIMA PERKARA ANEH

Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyhur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahawa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara. Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, "Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi mengarah ke barat. Engkau dikehendaki berbuat, pertama; apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah, kedua; engkau sembunyikan, ketiga; engkau terimalah, keempat; jangan engkau putuskan harapan, yang kelima; larilah engkau daripadanya."

Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, "Aku diperintahkan memakan hal pertama yang aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan." Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar  roti. Maka Nabi itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Ketika ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucapkan syukur 'Alhamdulillah'.

Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu terkeluar semula. Nabi itu pun menanamkannya semula sehingga tiga kali berturut-turut. Maka berkatalah Nabi itu, "Aku telah melaksanakan perintahmu." Lalu dia pun meneruskan perjalanannya tanpa disedari oleh Nabi itu bahwa mangkuk emas itu terkeluar semula dari tempat ia ditanam. Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat seekor burung elang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah burung kecil itu berkata, "Wahai Nabi Allah, tolonglah aku." Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa simpati lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihatkan keadaan itu, lantas burung elang itu pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh karena itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku." 

Nabi itu teringat pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat, yaitu tidak boleh memutuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu. Akhirnya dia membuat keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pahanya dan diberikan kepada eelang itu. Setelah mendapat daging itu, elang pun terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya. Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalannya. 

Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas lari dari situ kerana tidak tahan menghirup bau yang menyakitkan hidungnya. Setelah menemui kelima-lima peristiwa itu, maka kembalilah Nabi kerumahnya. Pada malam itu, Nabi pun berdoa. Dalam doanya dia berkata, "Ya Allah, aku telah melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku arti semuanya ini."

Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah S.W.T. bahwa, "Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu. Kedua; semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua. Ketiga; jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya. Keempat; jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuk membantunya meskipun kau sendiri berhajat. Kelima; bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan hal seseorang). Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah."