Sabtu, 29 November 2014

Sya'ir Kerinduan

Kenapa hatiku tersenyum ketika ada seseorang berani mengisi hatiku
Dan aku tak henti menangis ketika terfikir bila kekasih hati akan meninggalkanku.

لما قلبي يبتسم حين جاء أحد يفرحني
وأبكي على زمن الفكر لو كان الحبيب يتركني

Aku sudah menyiap ruang dihatiku untuk orang yang menghapus air mataku didunia.
Begitu bodohnya aku ketika aku sadar melupakan mengisi Kekasih Allah dihatiku yang akan menghapus seluruh air mata.

وقد جهزت نصف قلبي لمن مسح دمعي
آسف بجهلي لو ضاع الحبيب الرحمن وهو أحق في با لي

Jika kekasih dunia saja terkadang ku ingat setiap saat,
Bagaimana pula Sang Kekasih yang dipuji Allah"Pemilik Akhlak mulia" Tak kupenuhi dalam Jiwa dan Ragaku.

وقد فكرت حبيب الدنيا كل أحيان
وكيف للحبيب شافع الامة ويقال له "وإنك لعلى خلق عظيم" خائب

Sungguh meruginya diriku jika kelak ku mati namanya tidak pernah ku pantri dihatiku,
Padahal betapa bahagianya kelak mereka yang bisa minum dari tangan Manusia yang paling mulia.

ويهات يا نفسي جاء الموت والحبيب غادر
يوم الفرح لمن في يد الكريم شارب
---
فصلو على المصطفى محمد ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ

#MajelisRasulullahSAW

Nabi Muhammad SAW : Sungguh, Aku Merindukan Mereka

Pada suatu ketika, Rasulullah Saw bertanya kepada para sahabat, "Siapakah yg paling luar biasa imannya?"

Para sahabat menjawab, "Malaikat, ya Rasulullah."

Balas Rasulullah, "Sudah tentulah malaikat luar biasa imannya, karena mereka senantiasa di sisi Allah Swt."

Kemudian para sahabat, menjawab lagi, "Para nabi, ya Rasulullah."

Rasulullah berkata, "Para nabi sudah tentu hebat imannya, karena mereka menerima wahyu daripada Allah Swt."

Para sahabat mencoba lagi, "Kalau begitu kamilah yang paling beriman."

Jawab Rasulullah, "Aku berada di tengah-tengah kalian, sudah tentulah kalian orang yang paling beriman."

Lalu, salah seorang sahabat berkata, "Kalau begitu, Allah dan Rasul Nya sajalah yang mengetahui."

Maka dengan nada perlahan, Rasulullah berkata, "Mereka adalah umat yang hidup selepas aku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan isinya. Orang yang beriman denganku dan pernah bertemu denganku, adalah orang yang bahagia. Namun, orang yang tujuh kali lebih bahagia adalah mereka yang tidak pernah bertemu aku tetapi mereka beriman denganku."

Rasulullah pun diam sejenak. Kemudian, beliau menyambung dengan suara yang lirih, "SUNGGUH, AKU MERINDUKAN MEREKA..."

Shollu 'Alan Nabiy...

آللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّد
ٍ
#MajelisRasulullahSAW

Senin, 10 November 2014

Wali Mastur

Dikisahkan bahwa suatu malam Sultan Murod Ar-Rabi` mengalami kegundahan yang sangat, dan dia tidak mengetahui sebabnya.

Maka Sang Sultan memanggil kepala penjaga/sipir dan memberitahukan tentang keadaannya yang sedang gundah,
Dan memang merupakan kebiasaan Sultan bahwa dia sering memeriksa keadaan masyarakat/rakyatnya secara sembunyi-sembunyi.
Maka Sultan berkata kepada Kepala Sipir : Mari kita keluar, jalan-jalan di antara penduduk (guna memeriksa dan memantau keadaan mereka).

Mereka pun berjalan hingga sampailah di sebuah penghujung desa, dan Sultan melihat seorang pria tergeletak di atas tanah.
Sultan menggerak-gerakkannya (untuk memeriksa) dan ternyata pria tersebut telah tewas.

Namun anehnya orang-orang yang melintasi dan berlalu lalang di sekitarnya tidak memperdulikannya.

Maka Sultan pun memanggil mereka, (tapi mereka tidak mengenali Sang Sultan),
Mereka berseru : Ada apa?
Sultan : Kenapa pria ini tewas dan tidak seorangpun yang membawanya? Siapa dia? Dan dimana keluarganya?

Mereka berujar : Ini orang zindiq, suka minum khomar, pezina.

Sultan menimpali : Namun bukankah dia dari golongan umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam?
Ayo bawa dia ke rumah keluarganya.

Maka mereka pun membawanya.

Ketika sampai di rumah, istrinya pun melihatnya dan langsung menangis.
Dan orang-orangpun mulai beranjak pergi, kecuali Sang Sultan dan Kepala Sipir.

Di tengah tangisan si wanita (istri si mayit), dia berseru kepada Sultan (namun wanita tersebut tidak mengenalinya) : Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah, aku bersaksi bahwa engkau sungguh wali Allah.

Maka terheranlah Sultan Murod dengan ucapan wanita tersebut, dan berkata : Bagaimana mungkin aku termasuk wali Allah sementara orang-orang berkata buruk terhadap si mayyit, hingga mereka enggan mengurusi mayatnya.
(Sultan merasa heran, bagaimana mungkin seorang zindiq ditolong oleh wali Allah)

Wanita pun menjawab : Aku sudah duga hal itu,

Sungguh suamiku setiap malam pergi ke penjual arak/khomr lantas membeli seberapa banyak yang dia bisa beli, kemudian membawanya ke rumah kami dan menumpahkan seluruh khomr ke toilet, dan dia (suami) berkata : Semoga aku bisa meringankan keburukan khomr dari kaum muslimin.

Suamiku juga selalu pergi kepada para zaniah/pelacur dan memberinya uang, dan berkata : malam ini kau ku bayar dan jangan kau buka pintu rumahmu (untuk melacur) hingga pagi,

Kemudian suamiku kembali ke rumah dan berujar : Alhamdu lillah, semoga dengan itu aku bisa meringankan keburukannya ( pelacur) dari pemuda-pemuda muslim malam ini.

Namun sementara orang-orang menyaksikan dan mengetahui bahwa suamiku membeli khomr, dan masuk ke rumah pelacur,
Dan lantas mereka membicarakan suamiku dengan keburukan.

Pernah suatu hari aku berkata pada suamiku : Sungguh jika seandainya engkau mati, maka tidak akan ada orang yang akan memandikanmu, menyolatkanmu, dan menguburkanmu.

Suamikupun tersenyum dan menjawab : Jangan khawatir Sayangku... Sultan/Pemimpin kaum muslimin lah yang akan menyolatkanku beserta para ulama dan pembesar-pembesar negeri lainnya.

(Setelah mendengarnya) Sultan pun menangis lantas berkata : Suamimu benar,
Demi Allah aku adalah Sultan Murod Ar-Robi`,
Dan besok kami akan memandikan suamimu, menyolatkannya dan menguburkannya.

Dan diantara yang menyaksikan jenazahnya adalah Sultan Murod, para ulama, para masyayikh dan seluruh penduduk kota.

Maha Suci Allah, kita hanya bisa menilai orang dengan hanya melihat penampilan dan kulit luarnya dan kita pula hanya mendengar omongan orang.

Maka sendainya jika kita mampu bijak, kita akan memandang dan menilai orang dari kebersihan hatinya,
Maka niscaya lisan kita akan kelu membisu dari menceritakan keburukan orang lain..

Subhanallah....

*Sultan Murad IV adalah Sultan Khilafah Utsmaniyah ke-7 (1623-1640)

#KHAhmadFahrurRozi

Tabarruk dengan fisik Nabi Muhammad SAW

Dikisahkan bahwasanya Sayyidina Umar bin Khatab jika melihat ada seseorang yang melakukakn kesalahan besar maka akan dipecut oleh beliau walhasil mereka itu menjadi tobat dan tidak mengulangi lagi kesalahannya karena apa ?... Karena diujung cambuk Sayyidina Umar ditaruh rambutnya Rasulullah saw

Begitupun sahabat nabi pedang Allah Sayyidina Khalid bin Walid setiap peperangan yang diikuti dan dipimpin olehnya berbuah kemenangan di pihak kaum muslimin karena apa ?... Karena di imamahnya sayyidina khalid bin walid ditaruh sehelai rambutnya Rasulullah saw

Ketika Rasulullah saw melakukan ibadah haji dan beliau menggunduli rambutnya maka dikasih semua potongan helai rambutnya ke semua para sahabat nabi saw, sampai dikatakan hampir saja mereka para sahabat nabi saw hampir saling bunuh demi mendapatkan rambutnya Rasulullah saw, dan mereka akhirnya mendapati satu helai, dua helai dan paling banyak diantara mereka hanya mendapatkan 3 helai rambutnya Rasulullah saw

Maka semua itu memberi pemahaman kepada kita bahwasnya para sahabat nabi saw melaukan tabarukkan dan itu dianjurkan dalam agama islam.

Habib Ahmad Novel bin Jindan



Karena Tak Mau Berdiri, Malaikat di Hukum

Sesungguhnya Malaikat Jibril AS datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah SAW, aku telah melihat seorang malaikat di langit berada di atas singsananya. Disekitarnya terdapat 70.000 malaikat berbaris melayaninya.

Pada setiap hembusan nafasnya Allah SWT menciptakan darinya seorang malaikat. Dan sekarang ini kulihat malaikat itu berada di atas Gunung Qaaf dengan sayapnya yang patah sedang menangis.

Ketika dia melihatku, dia berkata, “Adakah engkau mau menolongku?” Aku berkata, “Apa salahmu?” Dia berkata,“Ketika aku berada di atas singsana pada malam Mi’raj, lewatlah padaku Muhammad Kekasih Allah. Lalu aku tidak berdiri menyambutnya dan Allah menghukumku dengan hukuman ini,
serta menempatkanku di sini seperti yang kau lihat.”

Malaikat Jibril berikata, “Seraya aku merendah diri di hadapan Allah SWT, aku memberinya pertolongan.”
Maka Allah SWT berfirman, “Hai Jibril, katakanlah agar dia membaca shalawat atas Kekasih-Ku Muhammad SW.”

Malaikat Jibril berkata lagi, “Kemudian malaikat itu membaca shalawat kepadamu dan Allah SWT mengampuninya serta menumbuhkan kedua sayapnya, lalu menempatkannya lagi di atas singsananya.”

Renungan...

Dengan ini kita dapat mengerti akan betapa keagungan shalawat, dan betapa pentingnya kita berdiri untuk menyambut dan menghormati saat Pembacaan Maulid Nabi SAW, (Mahlul Qiyam) atas kedatangan Rasulullah SAW dan para Ahlubait serta pewaris-pewarisnya yang tak tampak oleh kedua mata namun terasa didalam hati.

اللهم صل على سيدنا و حبيبنا و شفيعنا و قرة أعيننا و مولانا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

(Mukasyafatul Qulub)

Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali.
Wallahu`alam...

#MajelisRasulullahSAW

Minggu, 02 November 2014

Bidadari Fatimah Az Zahra

Beliau adalah Fatimah Az Zahra putri Nabi Muhammad SAW. Mungkin sudah banyak yang mengetahui tentang kisah Fatimah Az Zahra terutama tentang kisah Perjalanan cintanya dengan Ali bin Abi Thalib ra. Fatimah az Zahra adalah putri baginda Nabi yang terlahir dari istri pertama dan sangat dicintai nabi, yaitu Khadijah binti khuwailid.

Di riwayatkan bahwa Setiap Rasulullah rindu bau surga, beliau selalu mencium Fatimah. Tidak pernah terlihat darinya darah haid atau nifas dan najis yang lain. Karena ini pula Fatimah di beri nama “Haura Insiyyah”.

Eksistensi badan Sayyidah Fatimah adalah dari Rasulullah, tempat kemuliaan dan keagungan. Badan Fatimah tercipta dari makanan yang dimakan Nabi yang diambil dari surga pada saat Isra' Mi'raj. Karena itu, salah satu nama beliau adalah Haura Insiyyah yang mengisyaratkan bahwa dalam penciptaannya beliau seperti wanita-wanita yang ada di surga (hurrul ‘ain). Karena ini pula Sayyidah Fatimah terbebas dari polusi jasad, tidak sebagaimana yang dialami oleh cucu Adam lainnya. Beliau tidak seperti wanita-wanita lain yang mengalami haid maupun nifas.

Dikisahkan bahwa ketika khadijah dinikahi Rasulullah, beliau dijauhi oleh wanita-wanita Quraisy, bahkan mereka sampai memutuskan hubungan dengannya. Mereka berpikiran mengapa wanita kaya seperti Khadijah mau menikah dengan laki-laki biasa dan miskin seperti Muhammad. Tidak hanya itu, ketika khadijah mau melahirkan Fatimah, wanita-wanita Quraisy tidak mau menolongnya. Khadijah tentu sangat kecewa mendengar jawaban mereka karena harus menjalani masa-masa persalinan sendirian.

Namun, secara tiba-tiba, ada empat wanita masuk kedalam kamar dan mendekatinya. Khadijah menduga bahwa mereka adalah wanita-wanita dari Bani Hasyim . salah satu dari mereka berkata, “ Wahai Khadijah, kami adalah utusan Tuhanmu. Kami adalah wanita-wanitamu. Aku adalah sarah dan ini asiyah binti muzahim, temanmu di surga. Itu adalah maryam binti imran, dan yang satu lagi adalah Kultsum, saudaranya Musa bin Imran. Kami datang untuk menolongmu”.Salah satu dari mereka duduk disebelah kanan dan yang satu disebelah kiri. Satu lagi diujung kaki dan yang satu lagi di belakang kepala Khadijah. Merekalah yang membantu persalinan Khadijah ketika mau melahirkan putrinya, Fatimah.

Fatimah dilahirkan kedunia dalam keadaan suci dan bersih. Dari wajahnya terpancarkan cahaya sampai menerangi ke dalam rumah-rumah penduduk makkah dan menerangi seluruh tempat sekitarnya.

Pada waktu itu, masuk kedalam rumah Khadijah sepuluh wanita bidadari. Setiap orang membawa bejana yang didalamnya berisi air yang diambil dari Al-kautsar di surga. Wanita yang ada dihadapan Khadijah mengambil salah satu air itu dan memandikan Fatimah dengan air tersebut. Ia mengeluarkan dua handuk putih yang lebih putih dari susu serta menebarkan wewangian yang lebih wangi dari minyak misik. Satu handuk ditempelkan dibadan Fatimah dan yang satu lagi di kepalanya.Tiba-tiba Fatimah yang masih bayi itupun berbicara. Ia berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain allah dan ayahku adalah utusan-Nya. Aku bersaksi bahwa suamiku adalah Waliyullah dan anak-anakku adalah cucunya Nabi.” Kemudian, beliau mengucapkan salam kepada empat wanita yang ada di sekelilingnya dengan menyebut nama mereka satu persatu. Setelah semuanya selesai, wanita-wanita itu meninggalkan rumah Khadijah.
Rasulullah begitu bergembira dengan kelahiran anak perempuannya itu.

Selanjutnya beliau memberikan nama Fatimah dan memberinya panggilan Az Zahra. Menurut salah satu kabar, wajah Fatimah sangat mirip dengan Rasulullah SAW.

Sayyidatuna Siti Fatimah Az Zahra tumbuh dewasa dalam lingkungan yang penuh dengan kasih sayang. Ia mewarisi sifat-sifat suci dan karakter terpuji ibunya.karena itu Sayyidatuna Fatimah Az zahra tumbuh dan berkembang dihiasi oleh sifat-sifat terpuji yang sempurna, kemuliaan jiwa, cinta kebaikan, baik tingkah lakunya. Beliau adalah figur kebaikan dalam semua gerak-geriknya. Subhanallah..

#MajelisRasulullahSAW

Sedekah pada 10 Muharrom (part 2)

Diceritakan bahwa di Mesir ada seorang laki-laki pedagang kurma, namanya Athiyah bin Kholaf . Dia termasuk orang yang kaya raya. Oleh karena suatu hal dia menjadi miskin. Dia tidak punya apa-apa kecuali pakaian yang melekat di badan untuk menutupi auratnya.

Ketika hari Asyura datang, ia melakukan shalat shubuh di Masjid Amru bin Ash. Kebiasaan yang berlaku di masjid itu pada hari biasa adalah tidak diperkenankannya para wanita masuk masjid tersebut kecuali pada hari Asyura saja, untuk tujuan berdoa.

Di masjid itu, 'Athiyah bin Kholaf berdo'a
bersama orang banyak. Dia terpisah dari para wanita, tiba-tiba datang kepadanya seorang wanita bersama anak-anak kecil.
Wanita itu berkata:

"Wahai tuan, Aku minta kepada anda, Demi Allah, semoga tuan bisa meringankan kesulitanku dan sudi memberi sesuatu yang aku gunakan untuk bisa memenuhi kebutuhan makan anak-anak ini. Sementara bapak mereka telah wafat. Dia tidak meninggalkan satu apapun untuk mereka.

Aku tidak tahu siapa yang aku tuju.
Aku tidak keluar kecuali hari ini, itupun dengan darurat yang menjadikan aku hajat untuk mengorbankan diriku. Dan itu bukan merupakan kebiasanku''.

'Athiyahpun berkata dalam hatinya:
"Aku tidak mempunyai sesuatu. Tidak ada milikku keculai baju ini. Jika aku lepas akan terbukalah tubuhku. Jika wanita ini aku tolak, alasan apakah yang akan aku kemukakan pada Rasulullah –shallallaahu 'alaihi wasallam-

Akhirnya 'Athiyah berkata kepada wanita tersebut:
"Mari ke rumahku. Aku akan memberimu sesuatu." Maka wanita itu pun mengikuti 'Athiyah sampai di rumahnya. Lalu 'Athiyah menempatkannya di depan
pintu rumahnya.

Athiyah pun masuk ke rumah dan mencopot bajunya. Dia mengenakan sarung lusuh yang ia punya. Diberikanlah baju yang ia copot tadi kepada wanita dari sisi pintunya.
Lalu ia mendoakan 'Athiyah:
"Semoga Allah memberikan pada tuan pakaian-pakaian surga dan tuan tidak akan membutuhkan kepada orang lain selama hidup tuan."

'Athiyah merasa senang dengan do'a wanita tersebut. Ia pun menutup pintunya, masuk ke rumahnya. Ia berdzikir hingga larut malam.
Kemudian Athiyah tidur. Ketika tidur, ia bermimpi melihat bidadari, belum pernah melihat wanita lebih cantik darinya.

Di tangan wanita itu ada buah apel yang mengharumkan antara langit dan bumi.
Buah apel tersebut diberikannya kepada Athiyah. Ketika buah apel itu dibelah, dari belahan apel itu keluar pakaian dari pakian surga yang tidak terbanding
dengan di dunia sesisinya.

Pakaian itu dikenakannya pada 'Athiyah bin Kholaf. Setelah pakaian itu dikenakan, bidadari itu duduk di pangkuannya.

'Athiyah lantas bertanya:
"Siapakah kamu ini?"

"Aku adalah 'Asyura, istrimu di surga," jawab bidadari itu.

"Dengan amal apakah aku memperoleh kemuliaan seperti ini?" tanya 'Athiyah.

Lalu bidadari itu menjawab:
"Dengan seorang janda miskin, dan anak-anak yatim yang kemarin engkau berbuat baik kepada mereka''.

Maka Athiyah terbangun, dan dia sangat
senang, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta'ala, sementara tempat dimana ia berada semerbak dari bau wanginya.

Kemudian ia mengambil air wudhu, dan ia pun melaksanakan shalat dua rakaat sebagai tanda rasa syukurnya kepada Allah Ta'ala. Kemudian Athiyah mengangkat pandangannya ke langit seraya berdoa:
''Wahai Tuhanku, Apabila mimpi dalam tidurku itu benar dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di surga, maka matikanlah aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu."

Belum usai doa dipanjatkan, Allah menyegerakan ruh Athiyah ke surga.

(Irsyadul 'Ibad)

Sabtu, 01 November 2014

Sedekah di 10 Muharrom ('Asyuro)

Dikisahkan, ada satu keluarga miskin yang berpuasa di tanggal 10 Muharram (Asyuro). Pada hari itu mereka tidak memiliki apa pun untuk digunakan berbuka puasa pada sore harinya. Dengan sangat terpaksa si ayah berkeliling mencari pinjaman. Barangkali ada dermawan yang rela menghutangkan uangnya.

Setelah berkeliling berjalan kaki hingga jauh tidak membuahkan hasil, ia masuk ke sebuah toko emas yang dimiliki oleh seorang saudagar muslim. Setelah mengucapkan salam, laki-laki miskin itu menyampaikan maksudnya,

"Saya adalah orang miskin. Saya berharap anda sudi menghutangkan uang 1 dirham yang saya gunakan untuk membeli makanan berbuka untuk keluargaku. Dan saya akan mendoakan untuk anda di hari istimewa ini."

Saudagar muslim itu memasang muka tidak suka seraya memalingkan wajahnya. Dia tidak memberikan apapun untuk orang yang telah memohon dengan halus itu.

Orang miskin itu keluar dari toko emas dengan perasaan pedih. Air mata meleleh di pipinya.

Tanpa disadari, ada saudagar pemilik toko emas beragama Yahudi yang menyaksikan kejadian tersebut. Saudagar Yahudi
itu lantas mengikuti orang miskin yang berjalan pulang dengan langkah berat itu. Setelah berhasil menyusulnya, saudagar Yahudi itu berkata,

"Aku melihat anda berbicara dengan tetanggaku tadi."

"Ya. Saya ingin meminjam uang 1 dirham untuk aku gunakan berbuka keluargaku di rumah. Tapi dia menolak dengan cara yang menyakitkan hati. Padahal aku menjanjikan akan ku doakan khusus pada hari ini."

"Memangnya saat ini hari apa?"

"Ini hari asyuro."

Orang miskin itu menjelaskan keutamaan beramal baik di hari Asyuro. Saudagar Yahudi itu mendengarkan dengan seksama. Dia merogohkan tangan ke sakunya mengambil uang 10 dirham dan diberikan kepada orang miskin di hadapannya.

"Ambillah uang ini. Belanjakan untuk keluargamu untuk memuliakan hari ini."

Orang miskin itu mengucapkan terima kasih dan segera membelanjakan uang yang diterimanya.

Pada malam harinya, saudagar muslim bermimpi dalam tidurnya. Dilihatnya kiamat telah tiba. Dia merasakan haus yang luar biasa. Setelah melihat ke kanan dan ke kiri, ia mendapati sebuah istana megah dari berlian berwarna putih dan pintunya dari yaqut berwarna merah. Dia mendongakkan kepalanya dan berkata,

"Wahai penghuni istana, berikanlah aku seteguk air."

Didengarnya ada suara dari dalam,

"Istana ini kemarin milikmu. Namun saat kamu menolak memberi pinjaman orang miskin dan melukai hatinya, namamu dihapus dari daftar pemilik istana ini. Dan sudah digantikan oleh tetanggamu yang beragama Yahudi yang telah memberi orang miskin itu 10 dirham dengan cuma-cuma."

Saudagar muslim itu terbangun dari tidurnya dengan perasaan sedih penuh penyesalan. Dia menyalahkan dirinya sendiri akibat sikapnya hari kemarin.

Akhirnya dia datangi rumah tetangganya yang Yahudi.

"Anda adalah tetanggaku. Kita harus saling menolong. Aku membutuhkan bantuan anda saat ini." kata saudagar muslim.

"Apa itu?"

"Juallah kepadaku pahala sedekah 10 dirham yang anda berikan kepada orang miskin yang datang padaku kemarin
. Aku bayar dengan uang 100 dirham."

"Demi Allah, tidak akan aku berikan meski anda bayar seratus ribu dinar sekalipun. Bahkan walaupun anda hanya ingin sekedar memasuki pintu istana yang kamu lihat dalam mimpimu tadi malam, aku tidak akan mengizinkannya."

Sontak terkaget saudagar muslim itu, mendengar tetangganya yang beragama Yahudi mengetahui mimpi yang dialaminya tadi malam. Dia belum bercerita kepada siapa pun tentang isi mimpinya. Dengan bibir bergetar dia bertanya,

"Siapa yang memberitahumu suatu rahasia dalam mimpiku itu?"

"Dia yang mengatakan kepada segala yang wujud kun fayakun. Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi Nabi Muhammad adalah utusan Allah." tegas saudagar Yahudi yang sudah menjadi muallaf itu.

(I'anatut Tholibin, Juz 2)